Review: Muslim Hebat “Mengubah Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa”
Karya-Abu umar Abdillah
Reviewer: Wahyu Setyawan | 03 Nov 2015
Buku Muslim Hebat adalah salah satu
buku terbaru Abu Umar Abdillah yang di terbitkan oleh Majalah Ar-Risalah. Buku merepukan
kumpulan artikel dari majalah ar-risalah dengan tema syakhsiyah.
Nama buku: Muslim Hebat
Ukuran/Hal: 16x21 cm / 308 halaman
Berat: 400 gram
Penulis: Abu Umar Abdillah
Penerbit: Ar-risalah
source:
Dalam
kitab ini (Muslim Hebat | “Mengubah Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa”) karya
Abu Umar Abdillah, Beliau mengawalinya dengan Muqaddimah dengan judul
utama “Menjadi Manusia ‘Super’” kemudian ditambahkan dengan dua sub
judul tambahan.
Penjelasan
di awal paragraf, Menjadi manusia
sempurna memang tidak mungkin. Tapi menjadi manusia yang mampu menjadi rujukan
manusia di zamannya dan generasi setelahnya tidaklah mustahil. Bukan untuk keren-kerenan,
namun demi teraihnya nilai plus di sisi Allah. Karena orang yang
dijadikan pelopor, rujukan, dan penyeru dalam kebaikan akan mendapatkan pahala
kebaikannya sendiri, serta pahala orang yang mengikutinya.
Kemudian,
Beliau tambahkan di muqaddimah dengan sub judul “Anda Ingin Seperti
Mereka?”. Beliau jelaskan, sejarah Islam demikian kaya akan
lembaran-lembaran yang mencatat manusia-manusia ‘super’ yang menjadi rujukan
dalam kebaikan bagi orang-orang setelahnya. Seperti, para sahabat, ada para
ulama salaf ternama, imam fuqaha’, dan para muhadditsin (ahli
hadits).
Dan
sub judul terakhir Beliau beri nama “Modal Mereka sama dengan Modal Kita”,
Tak ada alasan untuk pesimis, karena
sarana yang telah Allah berikan kepada kita, sama halnya dengan apa yang
telah dikaruniakan kepada para ulama kita semisal Ibnu Qayyim al-Jauziyah,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar, begitu dengan para ulama Imam
Madzhab. Potensi yang kita punya sama dengan potensi yang mereka punya, dan
kita memulai dari start yang sama. Seperti dalam firman Allah,
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi
kamu pendengaran,penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur.” [ QS. An-Nahl
(16) : 78]
Imam
Syafi’i rahimahullah tidak lahir dalam keadan telah hafal Juz Amma. Imam Ahmad
tidak lahir dalam keadaan hafal hadits Arba’in. Mereka lahir dalam keadaan
tidak tahu apa-apa, sebagaimana juga kita. Lalu allah memberikan kepada mereka
pendengaran, pemglihatan, dan hati, kita pun diberi oleh-Nya. Lalu mereka
mensyukuri nikmat tersebut, menjaganya, memanfaatkan sebagaimana mestinya,
hingga mereka menjadi manusia ‘super’. Di akhir muqaddimah beliau
sampaikan pesan, “Sisi inilah barangkali yang belum dan akan kita usahakan
insya Allah, agar kita memiliki banyak ‘pengikut’ yang turut berpartisipasi
memperbanyak pahala kita, meskipun mereka tidak menisbahkan imu itu dari kita.”
Referensi :
Abdillah, Abu Umar. 2015. Muslim Hebat. Surakarta: Ar-risalah
web:
http://wisatabuku.com/buku-muslim-hebat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar